Thursday, November 19, 2015

Memahami Timur Tengah dan Terorisme

Perancis menambah keamanan setelah serangan

Seusai kejadian di Paris pada tanggal 13 November 2015 kemaren, kalau tidak salah pada hari Sabtunya, saya seperti biasa membuka Facebook dan melihat-lihat newsfeed pada saat itu. Saya melihat banyak teman-teman saya yang mengganti profile picture mereka dengan filter bendera Perancis. Dengan keinginan dan alasan saya sendiri, saya pun ikutan untuk memasang filter tersebut di profile picture Facebook.

Namun beberapa saat kemudian mulai muncul postingan-postingan dari teman-teman di Facebook yang umumnya tidak memasang filter bendera Perancis yang intinya kita tidak seharusnya memandang sebelah mata, yaitu dengan membesar-besarkan berita di Paris dan melupakan kejadian-kejadian di timur tengah, khususnya di Palestina.

Mungkin memang sekilas dilihat, kurang adil kalau sehari setelah kejadian di Paris, Facebook lansung menawarkan kemampuan untuk menaruh bendera Perancis dengan hanya menakan 2 atau 3 tombol. Tapi pertanyaannya adalah, apakah perlu menunjukkan sentimen kepada orang-orang yang sedang menunjukkan simpati?

Banyak sekali media yang meliput berita tentang kejadian di Paris. Tidak ada yang meliput kejadian-kejadian di Palestina.
Pernyataan ini salah besar. Sudah banyak sekali media yang meliput kejadian-kejadian di Palestina dan negara-negara di timur tengah lainnya. Sudah banyak sekali organisasi-organisasi yang meminta bantuan untuk Palestina. Silahkan di-Google kata "Palestine" (bahasa Inggris dari Palestina) dan masuk ke bagian berita (News). Anda akan melihat berita terakhir adalah beberapa jam yang lalu. Berita setelah itu juga beberapa jam yang lalu. Berita-berita setelah itu juga tidak jauh lamanya. Coba kita kalkulasikan. Anggap ada satu berita tentang Palestina dalam satu jam. Ada berapa berita dalam sehari? Ada berapa berita dalam setahun ke belakang? Ada berapa berita sejak dimulainya perang di tahun 1960-an?

Dunia barat tidak peduli dengan kejadian di timur tengah.
Pernyataan ini juga salah besar. Pada tanggal 30 September 2015, pada akhirnya bendera Palestina dikibarkan di markas besar PBB. Pengibaran ini memang bukan berarti akhir dari perang dan penderitaan orang-orang Palestina, namun ini adalah bukti dari hasil dorongan negara-negara anggota PBB yang banyak dari dunia barat.

Apabila dunia barat peduli, perang di Palestina harusnya sudah berakhir bertahun-tahun yang lalu.
Biarpun negara-negara barat banyak yang tidak setuju dengan penindasan yang terjadi di Palestina, mereka tidak bisa membantu dengan kekuatan militer yang dikarenakan Israel bukanlah musuh mereka. Apalagi negara-negara barat banyak yang beragama Kristen, dan tanah yang diduduki Israel adalah juga tanah suci orang-orang Kristen. Mereka hanya bisa membantu mendorong perdamaian antara pihak yang bertikai, bukan dengan militer.

Karena dunia barat mayoritas adalah non-muslim, kita juga seharusnya tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan mereka.
Memang benar negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim ada di dunia belahan timur. Tapi bukan berarti tidak ada orang muslim di dunia belahan barat. Contohnya, Perancis adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di Eropa Barat. Dan agama kedua terbesar (paling banyak dianut) di Perancis adalah agama Islam. Jadi tidaklah benar untuk mengatakan bahwa negara-negara barat adalah non-muslim.

Orang-orang yang mengaku beragama Islam tapi bertempat tinggal di negara barat adalah kafir karena mereka adalah rakyat dari negara kafir.
Orang-orang ini memeluk agamanya dengan bebas tanpa paksaan dari siapa pun. Mereka shalat, membaca Al-Quran, menunaikan ibadah haji, bersedekah, pergi ke masjid, dan berdoa kepada Allah. Dan juga banyak dari orang-orang ini melarikan diri dari negaranya (negara arab) karena mereka tidak bisa beribadah dengan tenang. Masih banyak tempat-tempat di kawasan arab yang wanitanya tertekan (diperlakukan semena-mena) dan tempat-tempat yang selalu bertikai (perang, bom, dan sebagainya). Siapakah anda yang dapat mengatakan orang-orang itu kafir?

Dunia tidak menindak-lanjuti kejadian-kejadian di timur tengah seperti layaknya Paris pada hari Jumat kemaren.
Apa yang terjadi di timur tengah adalah perang antara sedikitnya dua kubu. Yang terjadi di Paris adalah terorisme. Ini adalah dua hal yang sangat berbeda. Mari kita ambil contohnya Palestina dan Israel lagi. Dua kubu ini memperebutkan tanah yang mereka anggap adalah tanah mereka. Ada yang mendukung Palestina, dan ada yang mendukung Israel karena kedua kubu mempunyai alasan yang pendukungnya anggap masuk akal. Dari penjelasan ini, harusnya terlihat jelas bahwa yang terjadi di Paris kemaren sangat lah tidak mirip. Tidak mirip sama sekali. Karena teroris seharusnya tidak punya pendukung (karena pendukung teroris adalah teroris). Sangat lah wajar bila dunia mempunyai satu suara, yaitu mendukung Perancis sebagai korban terorisme.

Lalu mengapa Palestina tertindas? Mengapa Israel jauh lebih kuat?
Di sini lah letak masalahnya. Pendukung-pendukung Israel sangat loyal dan membantu. Sedangkan pendukung Palestina biasanya hanya bisa menonton dan menutup telinga. Biasanya, orang-orang yang membela Palestina dikarenakan Palestina adalah negara Islam. Namun, kita bisa melihat di peta dunia bahwa Palestina dikelilingi oleh negara-negara Islam lainnya. Menurut logika, seharusnya Palestina dapat lebih kuat melihat negara-negara tetangga yang umumnya kaya raya, besar, dan lokasinya sangat dekat.

Letak Palestina di antara Turki, Suriah, Irak, Yordania, Arab Saudi dan Mesir

Di manakah bantuan dari negara-negara ini? Kenapa kita menyalahkan negara-negara barat tapi tidak mempertanyakan keberadaan negara-negara arab yang super kaya dengan kekayaan alam yang berlimpah? Apakah bentuk bantuan dari mereka?

Lalu bagaimana dengan Irak, Afghanistan, dan negara-negara tertindas lainnya?
Menurut saya, pernyataan di atas tidak dapat didukung dengan fakta-fakta yang ada. Irak adalah negara yang bermasalah di timur tengah. Irak perang dan menduduki Iran dari tahun 1980 sampai tahun 1988. Bayangkan saja Korea Utara saat ini, itu lah Irak pada saat itu. Bukan hanya karena hubungannya dengan negara-negara lain, Irak adalah nenek moyangnya ISIS yang sekarang sudah menjamur di seluruh dunia. Dipercaya bahwa tindakan-tindakan ISIS pada saat ini adalah apa yang dilakukan oleh Irak disaat pemerintahan Saddam Hussein. Korban-korban dari pemerintahan Saddam Hussein adalah rakyatnya sendiri. Maka karena itu, lepasnya Irak dari Saddam Hussein adalah yang terbaik untuk Irak, dan negara-negara lain, khususnya negara-negara yang akan kena dampak nuklir bila suatu saat nuklir itu meledak atau diluncurkan.

Mirip situasinya dengan Irak, Afghanistan juga adalah negara yang bermasalah. Bedanya, keadaan di Irak dikarenakan oleh pemimpinnya sendiri. Tapi di Afghanistan, masalah muncul karena keadaan politik di negaranya dan keberadaan kelompok Taliban dan al-Qaeda yang tidak mencerminkan ajaran Islam sedikitpun. Di awal tahun 2001 (sebelum kejadian di WTC, Amerika Serikat), beberapa petinggi-petinggi Afghanistan meminta bantuan kepada parlemen Uni-Eropa untuk mengatasi masalah di negara mereka.

Negara-negara lainnya? Negara apakah yang dimaksud? Iran? Arab Saudi?

Patut diketahui bahwa negara-negara arab bukan lah negara-negara malaikat yang menjunjung tinggi agama Islam. Orang-orang di sana tidak otomatis menjadi pemuka agama dan masuk surga. Kenyataannya kebanyakan mereka adalah gila harta dan suka berfoya-foya. Selain dari masalah materi, negara-negara ini juga sampai sekarang mempunyai masalah dengan perang saudara. Pada umumnya perang saudara ini dikarenakan sudut pandang yang berbeda antara golongan Sunni dan Syi'ah. Masalah-masalah yang timbul di sana tidak ada hubungannya dengan Amerika Serikat atau pun negara-negara barat lainnya.

Dari semua informasi di atas, masihkan anda dapat mengatakan, "Saya membela arab karena mereka Islam?" Arab yang mana yang anda maksud, Arab Saudi, Iran, Irak? Islam mana yang anda maksud, Sunni, Syi'ah, ato yang lain? Apa maksud anda dari "membela" padahal di sisi lain mereka tidak membela siapa-siapa (tidak membantu Palestina sepenuhnya)?

Dengan semua alasan-alasan saya di atas, maka saya dapat mengatakan bahwa menunjukkan sikap sentimental terhadap bendera Perancis di Facebook adalah salah. Karena kita tidak bisa mengatas namakan agama untuk membela atau merendahkan suatu negara. Kita membela Palestina karena kita manusia yang mempunyai hati. Kita tahu bagaimana penderitaan mereka di sana. Kita tidak ingin penderitaan mereka berlanjut. Nyawa seorang manusia sangat lah berharga. Tidak seorang pun berhak untuk mencabut nyawa manusia lainnya. Dengan alasan yang sama, kita juga seharusnya bersimpati kepada korban-korban kejadian di Paris, dan mengutuk tindakan orang-orang yang menybarkan teror pada saat itu, saat ini, kapan saja, dan di mana saja.


Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/State_of_Palestine
https://www.google.ca/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#q=palestine&tbm=nws
http://www.cnn.com/2015/09/30/world/united-nations-palestinian-flag/
https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_France
http://www.plands.org/images/1Palestine%20Location.jpg
https://en.wikipedia.org/wiki/Iraq_War_(disambiguation)
http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2014/12/crisis-iraq-was-rise-isil-surp-2014122592114375688.html
https://en.wikipedia.org/wiki/War_in_Afghanistan_(2001%E2%80%9314)

Sunday, March 1, 2015

Mari kita tunjukkan bahwa kita tidak bisa dibodoh-bodohi


Ayo warga Jakarta, yang tinggal di Jakarta maupun yang hanya kerja di sini. Lanjutkan terus aksi-aksi seperti ini supaya mereka yang duduk di kursi dewan tidak bisa mengaku-ngaku sebagai "wakil rakyat." Aksi bisa dilakukan dengan demo sampai dengan ngetweet dengan hash tag #gueAhok.

Mungkin ada yang bilang, "buat apa gue mikirin orang-orang ribut politik? Kan ga ada hubungannya ama kehidupan gue." Coba anda pikirkan. Uang hasil korupsi ini biasa digunakan para koruptor untuk membeli mobil super mewah, membeli villa super besar, jalan-jalan ke luar negeri (dan tentu saja menginggalkan pekerjaan mereka yang menumpuk), pesta minuman keras dan narkotika, judi, membayar wanita-wanita atau pria-pria panggilan, sampai dengan memberikan hadiah-hadiah kepada simpanan-simpanan mereka yang kemungkinan bisa jadi pasangan anda, saudara anda ataupun anak anda sendiri.

Bila kita bisa menghadang para anggota dewan dari aksi korupsinya, uang tersebut bisa membuat hidup kita lebih baik dengan cara seperti memperbaiki sekolah, memperbaiki lingkungan, memperbaiki jalanan yang rusak dan meningkatkan kualitas transportasi. Dan memang itulah kegunaan uang tersebut yang dinamakan uang rakyat.

Sekarang tanyakan diri anda sendiri, apakah benar aksi para koruptor yang duduk di kursi dewan itu tidak ada hubungannya dengan anda?

Thursday, August 21, 2014

Itu pak Prabowo ngapain ya bawa-bawa massa yang katanya sebanyak 50 ribu orang?

Sumber: The Jakarta Globe
Mungkin sekilas mendengar, kita hanya beranggapan bahwa mereka ingin mengawal pembacaan keputusan MK pada hari itu. Mungkin juga kita berpikir mereka di sana karena dibayar. Mungkin semua anggapan kita itu benar dan mungkin juga salah. Mari kita telusuri lebih mendalam, apa sih yang sebenarnya terjadi?

Pagi ini saya mendengar bahwa pendukung pak Prabowo akan mencapai jumlah 50 ribu orang, dan pasukan polisi dan TNI akan berjumlah 20 ribu orang. Setelah mendengar ini, adakah kejanggalan di telinga kita? Kalau saya, saya lansung berpikir, "Mereka mau perang ya?" Sudah jelas bahwa jumlah orang sebanyak apapun tidak akan mengubah keputusan Mahkamah Konstitusi. Tidak mungkin kan 9 hakim MK akhirnya memenangkan pihak pak Prabowo dengan menerima gugatan-gugatannya karena mereka takut akan dikeroyok?

"Yah, mungkin mereka ingin membuat kerusuhan." Kerusuhan? Mana mungkin pak Prabowo menyuruh pendukungnya untuk merusak nama baiknya sendiri. Tetapi, jalan pikir ini sudah benar bahwa sebenarnya ada alasan terselubung yang tidak kita ketahui dan pahami.

Siapa sih pak Prabowo itu? Beliau adalah mantan Komandan Jenderal Kopassus. Wow! Komando Pasukan Khusus! Dari namanya aja yang menyebutkan "khusus" sudah memberikan kita penjelasan bahwa orang-orang Kopassus ini bukan orang-orang sembarangan. Apalagi kalo orang itu pernah mempunyai pangkat Komandan Jenderal.

Pastinya sudah pernah nonton film-film perang kan? Biasanya film-film perang itu juga diceritakan bagaimana pemimpin-pemimpin mereka menyiasati jalan perang yang akan mereka lakukan. Sering kali kita dibuatnya terkesima saat menonton karena strategi-strategi perang mereka yang sangat bagus dan pintar yang mengakibatkan pihak musuh kalah ataupun harus mengalami kerusakan yang parah. Kembali ke topik, apakah mungkin pak Prabowo yang bekas Komandan Jenderal ini melakukan gerakan-gerakan yang selama ini dia lakukan dengan asal-asalan atau tanpa siasat?

Saya pikir sejak awal dia menggugat adanya kecurangan di pilpres 2014 kemaren, dia juga sudah tahu bahwa dia tidak akan menang di jalur hukum. Manusia waras mana sih yang yakin akan menang dengan menyajikan bukti-bukti yang tidak berdasarkan hukum yang berlaku? Saksi-saksi yang didatangkan pun kebanyakan hanya komat-kamit tanpa tujuan yang jelas. Tapi sampai saat ini, dia masih berpikir kalau dia akan menang. Kenapa?

Menurut saya, pak Prabowo ini mengajukan gugatannya ke MK bukanlah karena dia yakin bahwa dia akan dimenangkan di sana, melainkan untuk menarik perhatian rakyat Indonesia secara keseluruhan, dan juga memobilisasi pendukungnya. Semakin banyak perhatian yang ditujukan kepadanya, semakin serius masalahnya menjadi terlihat (walaupun dari bukti tertulis dan saksi-saksi mereka yang terlihat hanyalah bercandaan). Bila masalah sudah terlihat sangat serius, dan pendukung-pendukungnya sudah banyak yang bergerak, maka setengah siasatnya sudah terjalankan. Setengahnya lagi? Ya tentu saja aksi menggulingkan pemerintahan.

Kenapa bisa berpikiran begitu? Coba kita lihat lagi lebih ke belakang. Sebelom perhitungan suara, kubu Prabowo mengeluarkan quick count-nya melalui TV One yang menyatakan bahwa pihak mereka menang. Walau pun lembaga-lembaga lain yang lebih kredibel sudah menyatakan bahwa kubu nomer dua yang menang, mereka tetap bersikeras bahwa nomer yang mereka suarakan adalah benar sebenar-benarnya. Mereka sungguh terlihat tegas dan meyakinkan bahwa mereka akan memenangkan pilpres itu. Tentu saja dengan sikap yang demikian, orang-orang khususnya pendukung pak Prabowo ini menjadi percaya bahwa memang benar rakyat Indonesia lebih banyak yang mendukung pemimpinnya itu.

Nah, seperti yang kita lihat, mereka tetap kalah. Itu bukan suatu yang mengagetkan bagi kubu pak Prabowo ini. Karena semua yang mereka lakukan selama itu adalah untuk mempersiapkan apabila mereka harus kalah dalam perhitungan akhir Komisi Pemilihan Umum. Dengan alibi bahwa terjadi kecurangan dalam perhitungan atau pengumpulan suara oleh KPU, pak Prabowo mengajukan gugatan ke MK untuk menindak lanjuti perkara itu. "Tapi kalau cuman ngomong doank, berarti sebenarnya ga ada hal-hal yang bisa memenangkan mereka di MK donk?" Memang benar. Maka karena itu pak Prabowo menyuruh bawahannya untuk membuat (baca: menciptakan) bukti dan mencarikan saksi-saksi sebanyak mungkin. "Lah, untuk apa toh juga udah tau bakalan kalah juga?"

Seperti yang saya katakan sebelumnya, pak Prabowo dari awal tidak ada niat untuk memenangkan gugatannya di MK. Kalau menang ya bagus. Namun yang dia siasati itu adalah bagaimana ketika dia kalah. Dengan pendukungnya yang sangat banyak itu dan juga mereka yang sudah dicuci otaknya dan percaya bahwa memang terjadi kecurangan akan dirinya yang akhirnya membuat dia kalah di dalam pilpres 2014, pak Prabowo menginginkan agar pendukungnya berpikir bahwa negara ini sudah bobrok bila MK menolak gugatannya. Kita sebenarnya sudah berulang kali mendengar poin ini secara tidak lansung di dalam ceramah-ceramahnya pak Prabowo selama ini, seperti cara ngomongnya, "lebih baik mati dari pada harus tunduk bla bla bla..."

"Terus apa donk gunanya membawa pendukung sebanyak 50 ribu ke ibu kota?"

Kerusuhan yang ditimbulkan oleh pendukungnya tidak akan membawa keuntungan baginya, dan dia pasti sudah tau itu. Namun, bagaimana bila sebenarnya pihak polisi atau tentara yang memulai kerusuhan itu? Ini lah yang saya pikir menjadi target pak Prabowo selama ini, yaitu memecah belah kesatuan bangsa. Malam itu (21 Agustus 2014), pak Prabowo menjenguk pendukung-pendukungnya yang terluka saat aksi unjuk rasa pada siang hari itu, dan mengatakan akan melaporkan insiden itu ke DPR. "Lah, memang pendukungnya aja koq yang cari masalah pake terobos barisan aparat keamanan." Itu kan kita sebagai pihak yang berpikir dengan kepala dingin. Di pihak mereka, kejadian itu adalah titik di mana para aparat sudah menginjak-injak keadilan dan tidak peduli lagi dengan rakyatnya.

Bila pak Prabowo berhasil menanamkan ide ini di seluruh kepala pendukungnya, maka dia akan mendapatkan alasan yang kuat untuk bergerak dan menggulingkan pemerintahan.

Bersiaplah. Berhati-hatilah.

Pena Indonesia

Setiap hari kita melihat di TV, koran, atau sosial media kejadian-kejadian yang seru yang terjadi di negara kita yang tercinta ini. Seperti perkara-perkara yang masih hangat pada saat saya menulis ini adalah hasil dari sengketa pilpres di MK, kasus Hambalang, dan juga bahaya ISIS yang sudah terasa di Indonesia. Mengikuti berita itu semua, saya menjadi terdorong untuk menulis ide-ide saya, opini maupun fakta yang saya rasa sungguh baik untuk disuarakan dan dipublish ke media umum.

Dari sini saya berharap pembaca dapat memahami maksud tulisan saya, dan juga mungkin menanggapi dengan cara menulis di bagian komentar. Dengan ini saya berharap kita dapat berbagi ide dan pendapat dengan baik. Dan secara tidak lansung, aktifitas ini saya harap dapat memperbagus daya pikir kita dan memajukan bangsa ini suatu saat nanti.